Blunder merupakan sebuah kesalahan fatal dan faktor penyebab utamanya adalah murni si pelaku (manusia). Kesalahan semacam ini sangatlah beresiko sehingga sering dan pasti dihindari oleh kebanyakan orang. Begitupun juga hubunganku dengan Geomatika, bisa dibilang ini adalah salah satu blunder dikehidupanku. Kenapa saya sebut sebuah blunder? Karena dari awal sebelum masuk, saya sama sekali tidak mengetahui Geomatika itu seperti apa. Kala itu yang saya tahu hanyalah Geologi, Geofisika dan (sedikit) tentang Geodesi.
Sepintas nama Geomatika yang tersirat dipikiran saya adalah Geo dan Matematika, yang intinya adalah kebumian yang disandingkan dengan ilmu matematika. Beberapa tahun lalu saat masa SMA yang menjadi cita-citaku adalah CUMAN masuk ke Geologi, entah bagaimana cara masuknya. Mencoba melamar Geologi di salah satu universitas negeri dengan sangat pesimis (tentunya), mengingat jumlah peminat Geologi yang sangat banyak dan passing grade yang luar biasa tinggi. Alhasil, tibalah pengumuman kelolosan dan entah kenapa sebelum membuka pengumuman rasanya hambar dan biasa saja, haha. Dan benar saja, tulisan “Tetap semangat, Jangan menyerah” tertulis jelas (walau kecil) di pengumuman saat itu. Well, saya pun tidak begitu kaget, mengingat diawal memang tidak berharap terlalu lebih.
Hari berganti, daun berguguran dan burung berkicau, saat itu aku pun mencoba-coba memberanikan diri mendaftar di jurusan yang POKOKNYA ada GEO-nya. Hasil browsing sana-sini akhirnya menemukan jurusan Teknik GEO-matika di UGM, sempat ragu karena mengingat “besar”nya nama UGM sehingga membuat nyali siapapun yang berniat ingin mendaftar menjadi ciut. Akhirnya tanpa pikir panjang (wong ya cuman coba-coba kok), saya coba saja memasukkan berkas pendaftaran kesana, walaupun sebenarnya ada salah satu syarat administrasi yang tidak terpenuhi, yang penting modal nekat saja, hehe.
Singkat waktu, denger kabar dari temen bahwa pengumuman UGM sudah dirilis tiga hari yang lalu (dan saya baru tahu H+3), itupun saya denger dua teman saya berbincang-bincang, entah bagaimana jadinya kalau mereka tidak berbincang masalah itu, mungkin saya tidak tahu kalau pengumumannya sudah dirilis, hehe. Seperti biasa, sebelum saya membuka pengumuman saya tidak berharap begitu banyak, mengingat pendaftaran yang saya lakukan cuman modal nekat. Dan setelah login, keluar tulisan berwarna merah, sempat sedikit kecewa melihat warna merah tersebut (mungkin trauma kejadian pengumuman sebelumnya warna merah berarti gagal) eh tapi kok ini bukan tulisan “maaf”, “tetap semangat” ataupun “jangan menyerah” yang muncul, tapi tulisan “selamat”. Sempat tidak percaya, saya membacanya lagi dan ternyata benar, saya diterima di Teknik Geomatika, dengan dan atas restu Allah tentunya.
Masa perkuliahan pun berlangsung, dimasa-masa awal perkuliahan inilah masa-masa terberat dalam sejarah perkuliahan saya. “Blas ra masuk! Mbuh iki kuliahe piye! Gek iki mengko meh dadi opo?” begitulah kira-kira apa yang saya dapatkan diawal masa kuliah. Sama sekali nggak tau arah Geomatika ini kemana nantinya, ibarat punya gebetan itu kayak ditarik-ulur nggak ada kejelasan babar blas. Kuliah ya kuliah, masuk kelas duduk, dengerin dosen, tanda tangan absen, pulang, besoknya begitu terus sampai ladang gandum berubah menjadi koko kranch mas/mbak.
Waktu silih berganti, semester-semester terlewati, bisa survive dari sks-sks yang ada membuat saya semakin tahu tentang Geomatika. Ya! Butuh waktu kurang lebih satu tahun HANYA untuk mengetahui jurusan yang saya geluti. Walaupun begitu, saya merasa beruntung dan bersyukur karena Tuhan membukakan hati dan pikiran saya TIDAK saat wisuda, hehe. Tak berbayangkan bagaimana keadaannya apabila saya tahu apa Geomatika itu saat mau diwisuda, mesti wis ling-lung koyo nek ditinggal pacare tanpa sebab.
Kalo boleh saya berpendapat, Geomatika/Geodesi adalah prinsip keilmuan yang mencakup semua hal yang ada dibumi, kenapa bisa begitu? Sekarang saya tanya, pekerjaan apa yang dikerjakan di bumi yang tidak memerlukan peta, bahkan di era modern saat ini? Jawabannya hampir tidak ada!. Semua bidang/jenis pekerjaan seperti Sipil, pembangunan infrastruktur, perkebunan, pertanian, perikanan, pertanahan semuanya membutuhkan Peta untuk patokan dalam bekerja, bahkan dalam bisnis ojek dan taksi online yang notabene sedang booming akhir-akhir ini unsur utamanya adalah Peta. Walau sepele, peta mutlak dibutuhkan dikehidupan kita karena informasi posisi suatu objek dipermukaan bumi sangat dibutuhkan, apapun itu pekerjaanya.
Oleh karena itu, prospek untuk Geomatika/Geodesi saya rasa masih aman untuk beberapa masa yang akan dating, mengingat peta adalah sesuatu yang sifatnya dinamis, berubah seiring berjalannya waktu, sehingga pekerjaan pemetaan akan ada terus menerus insha Allah. Selama manusia masih tinggal dan hidup dibumi, Geomatika/Geodesi tidak akan pernah mati. Geomatika, sebuah blunder yang saya akui dan juga sebuah blunder yang saya syukuri, Sebuah Blunder yang Sempurna. Geomatika bisa! (@robotjahad)